Tanaman Porang, salah satu tanaman umbi-umbian yang kian populer di Indonesia. Tanaman ini memiliki potensi yang tinggi karena bernilai ekonomi dan diminati pasar ekspor.
Porang mengandung karbohidrat penting yaitu glukomanan. Glukomanan selai berfungsi sebagai bahan pangan, tetapi juga digunakan dalam industi farmasi dan kosmetik. Dengan beragam manfaat yang dimiliki porang, tidak heran jika tanaman ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Dalam artikel ini, kita akan mengulas cara budidaya dan pemupukan tanaman porang agar hasil panennya optimal.
1. Persiapan Lahan dan Penanaman Porang
Langkah pertama dalam budidaya porang adalah persiapan lahan. Porang tumbuh baik di tanah yang bertekstur ringan, yaitu tanah yang subur, gembur, lempung berpasir dan memiliki drainase yang baik. pH tanah ideal untuk porang berkisar antara 6-7. Sebelum menanam, pastikan lahan telah dibersihkan dari gulma dan diberi pupuk kandang untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Untuk penanaman, gunakan bibit porang yang berkualitas. Bibit dapat berupa umbi, katak (bulbil) atau biji. Penanaman umbi dilakukan dengan menanam umbi sedalam 10-15 cm dan jarak antar tanaman sekitar 60-100 cm. Sedangkan untuk katak, tanam pada kedalaman 3-5 cm dengan jarak yang sama.
2. Pemeliharaan Tanaman Porang
Setelah penanaman, pemeliharaan tanaman porang meliputi penyiraman, penyiangan, dan pemupukan. Penyiraman dilakukan secukupnya, terutama pada musim kemarau. Pastikan tanah tetap lembab namun tidak tergenang air. Penyiangan bertujuan untuk membersihkan gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan porang.
Tanaman porang merupakan jenis umbi-umbian yang tidak banyak memerlukan sinar matahari sehingga tanaman ini dapat tumbuh di bawah naungan, seperti jati, trembesi, mahoni, dll.
Pemupukan merupakan bagian penting dalam pemeliharaan tanaman porang. Pemberian pupuk dilakukan secara teratur untuk memastikan tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup.
Baca Juga : Panduan Lengkap Budidaya Tanaman Porang
3. Jenis dan Dosis Pemupukan
Pupuk Organik
Pupuk kandang atau kompos sangat dianjurkan dalam budidaya porang. Pupuk organik membantu memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan aktivitas mikroorganisme.
Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik seperti NPK juga penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman porang. Dosis pupuk NPK yang dianjurkan adalah 200-300 kg per hektar. Pupuk diberikan dalam dua tahap: separuh dosis diberikan saat penanaman, dan sisanya diberikan setelah tanaman berumur 3 bulan.
Pupuk Hayati
Pupuk hayati atau biofertilizer yang mengandung mikroba membantu meningkatkan ketersediaan nutrisi dan kesehatan tanaman. Pemberian pupuk hayati dilakukan sesuai petunjuk produk yang digunakan.
Pemupukan tanaman porang berperang penting dalam meningkatkan hasil umbi.
Download : Brosur Pemupukan Tanaman Porang
4. Pengendalian Hama dan Penyakit
Beberapa hama dan penyakit yang sering menyerang porang antara lain ulat daun, belalang, busuk batang semu, layu daun, busuk umbi, dll.
Untuk penyakit, busuk umbi dan layu bakteri adalah yang paling umum. Pencegahan dilakukan dengan menjaga kebersihan lahan dan menghindari genangan air. Jika tanaman terinfeksi, segera cabut dan musnahkan tanaman yang sakit untuk mencegah penyebaran. Sedangkan untuk pengendalian hama dapat dilakukan secara mekanis dengan menangkap hama secara manual atau menggunakan insektisida nabati.
5. Panen dan Pasca Panen
Porang biasanya dipanen setelah berumur 2-3 tahun. Tanda-tanda porang siap panen adalah daun mulai menguning dan layu. Penggalian umbi dilakukan secara hati-hati untuk menghindari kerusakan. Setelah dipanen, umbi porang perlu dikeringkan terlebih dahulu sebelum disimpan atau dijual.
Pengeringan dilakukan dengan cara menjemur umbi di bawah sinar matahari langsung selama beberapa hari hingga kadar air berkurang. Penyimpanan umbi kering dilakukan di tempat yang kering dan berventilasi baik untuk mencegah jamur dan pembusukan.
Kesimpulan
Budidaya porang memiliki potensi ekonomi yang cukup besar jika dilakukan dengan baik. Persiapan lahan, pemilihan bibit, pemupukan, dan pemeliharaan yang tepat adalah kunci sukses dalam budidaya tanaman porang. Dengan pengetahuan dan teknik yang tepat, porang dapat menjadi komoditas unggulan yang menguntungkan.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang tertarik untuk menggali potensi porang dan mengembangkan budidaya tanaman ini. Selamat mencoba Sobat!
Penulis : Dian Islamiah, Marketing Komunikasi DGW Fertilizer