Jagung merupakan tanaman serealia yang penting selain padi dan gandum. Dibeberapa daerah di Indonesia, jagung menjadi bahan makanan pokok pengganti beras. Selain sebagai bahan pangan, jagung banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan bahan baku industri.
Permintaan jagung setiap tahunnya terus meningkat, sehingga banyak petani yang membudidayakan tanaman ini. Tanaman jagung termasuk jenis tanaman yang mudah dibudidayakan dan mudah tumbuh diberbagai lingkungan. Disisi lain, tanaman jagung juga rentan terserang hama dan penyakit. Adanya serangan hama dan penyakit menjadi salah satu kekhawatiran petani karena dapat menurunkan hasil dan produksi tanaman jagung.
Serangan Hama Baru Ulat Grayak Jagung
Ulat Grayak Jagung ( Spodoptera frugiperda ) adalah serangga yang berasal dari Benua Amerika dan menyebar dibeberapa negara. Hama ini dilaporkan oleh beberapa peneliti dan Kementerian Pertanian pertama kali menyerang tanaman jagung di wilayah Sumatera Barat pada awal tahun 2019.
Hama ini tergolong serangga Invasive Alien Spesies (IAS) atau serangga yang berasal dari luar Indonesia yang masuk dan menyebar dengan cepat yang menimbulkan kerugian hasil. Hingga saat ini, hama ulat grayak jagung telah menyebar diberbagai wilayah di Indonesia dan menyebabkan kerusakan tanaman jagung.
Morfologi dan Gejala Serangan Hama
Hama Ulat Grayak Jagung bersifat polifag atau memiliki banyak kisaran inang. Inang utama hama ini adalah kelompok Graminae seperti padi, jagung, gandum, tebu, dll. Fase pertumbuhan hama ulat grayak yaitu telur, larva, pupa dan imago dengan siklus hidup berlangsung kurang lebih 30 hari. Ulat grayak jagung tergolong kelompok ngengat atau Lepidoptera. Beberapa ciri khas yang dimiliki ulat grayak yang membedakannya dengan jenis Spodoptera lainnya yaitu :
- Bentuk huruf Y terbalik pada kepala
- Empat titik segiempat (pinacula) pada bagian ekor
- Garis terang pada bagian tubuh atas
- Garis seperti pita tebal dibagian lateral (samping) tubuh
Hama Ulat grayak jagung dapat menyerang tanaman jagung mulai dari fase vegetatif hingga generatif. Hama ini sangat merugikan karena dapat menyerang semua bagian tanaman jagung, mulai dari pucuk, batang, daun hingga tongkol.
Ulat grayak jagung menyerang titik tumbuh tanaman mengakibatkan kegagalan pembentukan titik tumbuh atau daun muda tanaman. Ulat menyerang daun menyebabkan daun berlubang tidak beraturan dan terdapat kotoran ulat seperti gerbuk gergaji. Serangan berat mengakibatkan daun gundul dan batang patah karena bekas gerekan. Apabila populasi tinggi, hama ini dapat menyerang tongkol jagung.
Dengan bantuan angin, ngengat ulat grayak mampu menginvasi tanaman sekitar dan mampu terbang jauh ratusan kilometer. Kerusakan pada tanaman jagung akibat serangan ulat grayak jagung Spodoptera frugiperda dapat mencapai 60%.
Pengendalian Hama Ulat Grayak Jagung
Hama ulat grayak jagung dapat dikendalikan dengan memadukan beberapa teknik pengendalian, diantaranya :
- Pengendalian Mekanis dengan cara mencari dan membunuh larva atau ulat grayak di pertanaman jagung.
- Pengendalian Kultur Teknis dengan cara melakukan sanitasi lingkungan, pergiliran tanam, menggunakan tanaman penghalang.
- Pengendlian Fisik Mekanis dengan cara menggunakan Light Trap atau perangkap cahaya.
- Pengendalian Biologis dengan cara menggunakan musuh alami berupa parasitoid (Trichogramma sp, Telenomus sp.), predator (semut, kumbang kepik, cecopet, dll) dan agens hayati (Nomuerae rileyi, Metarizhium rileyi, dll).
- Pengendalian Kimiawi menggunakan insektisida.