Durian, si “raja buah,” merupakan tanaman buah tropis yang sangat digemari masyarakat Indonesia. Namun, budidaya durian sering kali dihadapkan pada tantangan serangan hama yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas buah.
Bagi Sobat DGW Fertilizer, penting untuk mengenali hama utama yang menyerang tanaman durian agar bisa mengambil langkah pencegahan dan pengendalian yang tepat.
Berikut adalah tiga hama utama yang sering menyerang tanaman durian dan cara efektif untuk mengendalikannya.
- Ulat Penggerek Batang (Zeuzera coffeae)
Gejala Serangan:
Hama ini dikenal karena menggerek batang dan cabang tanaman durian. Serangan ulat menyebabkan batang berlubang, sehingga nutrisi dari akar ke bagian atas tanaman terganggu. Serangan lain menyebabkan batang menjadi rapuh, kering hingga mati. Tanda lain serangan ulat penggerek adalah keluarnya getah atau serbuk kayu dari lubang gerekan.
Dampak:
Jika tidak ditangani, serangan ulat penggerek bisa menyebabkan cabang atau ranting mati, dan pada kasus berat, pohon bisa tumbang.
Pengendalian:
- Lakukan pemangkasan cabang dan memusnahkan bagian tanaman yang telah terserang.
- Gunakan insektisida sistemik yang diserap oleh tanaman agar hama mati saat menggerek batang.
- Tutup lubang pada batang dengan kapas yang telah direndam insektisida kontak.
- Terapkan sanitasi kebun dengan rutin membersihkan ranting mati dan gulma.
- Menggunakan alat perangkap dengan cahaya lampu (light trap) yang digunakan pada malam hari untuk memerangkap hama ini.
- Kutu Putih (Pseudococcus sp.)
Gejala Serangan:
Kutu putih sering menyerang daun muda, ranting, batang dan buah. Hama ini menghisap cairan tanaman, menyebabkan daun menguning, layu dan akhirnya rontok.
Kutu putih mengeluarkan cairan manis yang dapat mengundang semut hingga menyebabkan munculnya cendawan embun jelaga berwarna hitam yang terdapat dipermukaan daun dan buah. Cendawan ini dapat mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan tanaman.
Dampak:
Serangan berat dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan menurunkan kualitas buah, sehingga hasil panen tidak maksimal.
Pengendalian:
- Gunakan insektisida berbahan aktif imidakloprid secara berkala.
- Sanitasi kebun dari gulma dan inang kutu hama putih.
- Terapkan kontrol biologis dengan memanfaatkan predator alami seperti kumbang Cryptolaemus.
- Hindari penumpukan kelembaban di sekitar tanaman karena kutu putih menyukai lingkungan lembap.
- Potong dan musnahkan bagian tanaman yang terserang parah untuk mencegah penyebaran.
- Penggerek Buah (Conopomorpha cramerella)
Gejala Serangan:
Hama ini menyerang buah durian dengan cara menggerek kulit dan masuk ke dalam daging buah. Akibatnya, buah menjadi busuk dan gugur sebelum matang. Penggerek buah biasanya aktif di malam hari dan sulit terdeteksi pada awal serangan.
Pada buah durian yang relatif masih muda, liang gerekan hama ini menyebabkan biji melekat pada kulit. Biji yang rusak mengeriput dan menjadi busuk. Selain durian, hama ini juga menyerang tanaman Perkebunan lain seperti kopi.
Dampak:
Serangan penggerek buah dapat menurunkan kualitas buah secara drastis, membuatnya tidak layak jual. Kerugian ekonomi bisa sangat besar jika serangan terjadi pada masa panen.
Pengendalian:
- Bungkus buah menggunakan kantong plastik atau jaring halus untuk menghalangi akses hama.
- Semprotkan insektisida kontak pada permukaan buah secara berkala.
- Kumpulkan dan musnahkan buah yang gugur untuk mengurangi potensi perkembangbiakan hama.
- Pasang perangkap feromon untuk memantau populasi penggerek buah dan mengendalikan hama secara dini.
Hama seperti ulat penggerek batang, kutu putih dan penggerek buah merupakan tantangan serius dalam budidaya durian. Dengan mengetahui jenis hama maka Sobat dapat mengambil langkah pengendalian yang tepat. Sanitasi kebun, penggunaan insektisida yang tepat dan kontrol biologis dapat menjadi strategi efektif dalam mengendalikan hama-hama tersebut.
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan – Kementerian Pertanian
Penulis : Dian Islamiah, Marketing Komunikasi DGW Fertilizer